A.
Pengertian
Remaja Menurut Para Ahli
1.
Menurut
Stanley Hall ( Bapak Psikologi Remaja ) Masa remaja adalah masa kelahiran baru
yang ditandai dengan gejala yang menonjol, yaitu: perubahan pada seluruh
kepribadian dengan cepat, perubahan pada segi biologis, mulai berfungsinya
kelenjar kelamin dan sikap sosial yang eksplosif dan bergelora.
2.
Menurut
Darajat Zakiyah Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak
berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi
pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit
terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah,
Remaja harapan dan tantangan: 8).
3.
Menurut
Hurlock (1999) Dalam bukunya menuliskan bahwa istilah adolescence atau remaja
berasal dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa.
4.
Menurut
Jersild (dalam Hidayat, 1977) Dalam bukunya The Psychology of Adolescence
menyatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana pribadi manusia berubah dari
kanak-kanak menuju ke arah pribadi orang dewasa.
5.
Menurut
Stone (dalam Hidayat, 1977) Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya
badai dan tekanan, yang dimulai adanya perubahan-perubahan biologis.
6.
Menurut
Piaget (dalam Hurlock, 1999) Masa remaja sebagai usia di mana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi di bawah
tingkat orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
B.
Masa
Perkembangan Remaja
1.
Periode
Masa Puber usia 12-18 tahun.
a.
Masa
Pra Pubertas ( 12 – 13 tahun ): peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa
awal pubertas.
Cirinya:
1)
Anak
tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
2)
Anak
mulai bersikap kritis. Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan
dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat
dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar
pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya
organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu,
perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini.
Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik ( karena merasa
tahu segalanya ), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya
baik, cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani
mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat
mungkin. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai
dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua
yang dianggapnya kuno dan kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang
menurut mereka tidak beralasan, Mereka akan semakin kehilangan minat untuk
bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan
teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman
karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara. Tapi, pada saat
yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia
dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu melaksanakan keinginannya. Pada saat
ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan
psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya
dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja,
meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu
adalah masalah yang sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, Ya ampun itu
kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya? Bodoh sekali kamu! dan
sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu
berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang
tuanya adalah jalan keluar yang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua
untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.
b.
Masa
Pubertas ( 14-16 tahun ) : masa remaja awal.
Cirinya:
1)
Mulai
cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
2)
Memperhatikan
penampilan.
3)
Sikapnya
tidak menentu atau plin-plan.
4)
Suka
berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
Masa ini disebut juga masa remaja
awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas
akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia
memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil
akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan
seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai
dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai
dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu
akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan
pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal
ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal
pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay
dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di
samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik
seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh
perkembangan seksualitasnya, remaja sulit diselami perasaannya. Kadang mereka
bersikap kasar, kadang lembut, kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu
ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung
dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan
pikirannya sendiri.
c.
Masa
Akhir Pubertas ( 17-18 tahun ) : peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
1)
Pertumbuhan
fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya.
2)
Proses
kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
1.
Periode
Remaja Adolesen ( 19-21 tahun ) : Merupakan masa akhir remaja.
Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a)
Perhatiannya
tertutup pada hal-hal realistis
b)
Mulai
menyadari akan realitas
c)
Sikapnya
mulai jelas tentang hidup
d)
Mulai
nampak bakat dan minatnya
Pada periode ini umumnya remaja
sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun
psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai
memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai
menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya
terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya,
bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol
akan terlihat jelas pada fase ini.
C.
Ciri
– ciri Masa Remaja
Menurut Hurlock (1999) ciri-ciri
masa remaja adalah sebagai berikut :
1)
Masa
remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang
cepat dan penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai
dan minat baru.
2)
Masa
remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku
dari anak-anak menuju dewasa.
3)
Masa
remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat
universal yaitu perubahan emosi, tubuh, minat dan pola perilaku, dan perubahan
nilai.
4)
Masa
remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya
sebagian besar diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja
kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.
5)
Masa
remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan
siapa dirinya, apa peranannya.
6)
Masa
remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan
stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak
dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus
membimbing dan mengawasi.
7)
Masa
remaja sebagai masa yang tidak realistik, karena arena remaja melihat dirinya
sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya
terlebih dalam cita-cita.
8)
Masa
remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.
D.
Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
1.
Keluarga
a.
Fungsi
keluarga Menurut Samsyu Yusuf ( 2004 : 42 ), Seiring perjalanan hidupnya yang
diwarnai faktor internal dan eksternal, maka setiap keluarga mengalami
perubahan yang beragam. Ada keluarga yang semakin kokoh dalam menerapkan
fungsinya, tetapi ada keluarga yang mengalami keretakan. Keluarga yang
fungsional ( normal ) yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsinya
sebagaimana yang sudah dijelaskan. Disamping itu, keluarga yan fungsional ditandai
oleh karakteristik, yaitu :
1)
Saling
memperhatikan dan mencintai.
2)
Bersikap
terbuka dan jujur.
3)
Orangtua
mau mendengarkan anak, menerima perasaannya, dan menghargai pendapatnya.
4)
Ada
sharing masalah atau pendapat diantara anggota keluarga.
5)
Mampu
berjuang mengatasi masalah hidupnya.
6)
Saling
menyesuaikan diri dan mengakomodasi.
7)
Orangtua
melindungi anak.
b.
Pola
Hubungan Orangtua dengan Anak
Menurut Samsyu Yusuf ( 2004 : 50 ),
meneliti hubungan antara karakteristik emosional dan pola perlakuan keluarga
dengan elemen – elemen struktur kepribadian remaja, yaitu : Remaja memiliki ego
strength ( kematangan emosional dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan
harapan – harapan masyarakat )
1)
Remaja
memiliki superego ( berperilaku efektif yang dibimbing oleh kata
hatinya ).
2)
Remaja
yang friendliness dan spontanetty berhubungan erat dengan iklim keluarga yang
demokratis.
3)
Remaja
yang bersikap bermusuhan dan memiliki perasaan gelisah atau cemas, berkaitan
dengan keluarga yang otoriter.
c.
Kelas
Sosial dan Status Ekonomi
Menurut Pikunas ( 1976 : 72 ),
mengemukakan kaitan antara kelas social dengan cara orangtua dalam mengatur
anak, yaitu :
1)
Kelas
Bawah ( lower class ): cenderung lebih keras dalam toilet training dan lebih sering menggunakan
hukuman fisik, dibandingkan dengan kelas menengah.
2)
Kelas
Menengah ( middle class ): cenderung lebih memberikan pengawasan, dan
perhatiannya sebagai orangtua.
3)
Kelas
Atas ( upper class ): cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan
kegiatan – kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan yang
reputasinya tinggi, dan biasanya senang mengembangkan apresiasi estetikanya.
2.
Lingkungan
Sekolah
Menurut Harlock ( 1986 : 322 ),
bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anakbaik
dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berpikir. Beberapa alasannya adalah :
a.
Para
siswa harus hadir di sekolah.
b.
Sekolah
memberikan pengaruh pada anak usia dini, seiring perkembanagannya.
c.
Anak – anak banyak menghabiskan waktunya di
sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
d.
Sekolah
memberikan kesempatan kepada siswa yang meraih sukses
e.
Sekolah
memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya, dan
kemampuannya secara realistik.
3.
Kelompok
Teman Sebaya
Aspek kepribadiaan remaja yang
berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya,
adalah :
a.
Social
Cognition : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan
tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan ini berpengaruh kuat terhadap
minatnya untuk bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya ( Sigelman
& Shaffer, 1995 ).
b.
Konformitas
: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai – nilai, kebiasaan,
kegemaran ( hobi ), atau budaya teman sebayanya. Konformitas kepada norma
kelompok terjadi, apabila :
1)
Norma
tersebut secara jelas dinyatakan.
2)
Individu
berada di bawah pengawasan kelompok.
3)
Kelompok memiliki fungsi yang kuat.
4)
Kelompok
memiliki sifat kohesif yang tinggi.
5)
Kecil
sekali dukungan terhadap penyimpangan dari norma.
E.
Tugas
Perkembangan Remaja
Menurut Syamsu Yusuf ( 2004 : 72 ), tugas perkembangan
remaja, yaitu :
1.
Menerima
fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2.
Mencapai
kemandirian emosional dari orangtua atau figure yang mempunyai otoritas.
3.
Mengembangkan
keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya
atau orang lain, baik secara individual atau kelompok.
4.
Menemukan
manusia model yang disajikan identitasnya.
5.
Menerima
dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
6.
Memperkuat
self – control ( kemampuan mengendalikan diri ) atas dasar skala nilai, prisip
– prinsip atau falsafah hidup ( Weltanschauung ).
Dalam pembahasan tugas perkembangan
remaja, Pikunas ( 1976 ), mengklasifikasikan ke dalam sembilan kategori, yaitu
:
1)
Kematangan
emosional
2)
Pemantapan
minat – minat hetero seksual
3)
Kematangan
sosial
4)
Emansipasi
dari kontrol keluarga
5)
Kematangan
intelektual
6)
Memilih
pekerjaan
7)
Menggunakan
waktu senggang secara tepat
8)
Memiliki
filsafat hidup
9)
Identifikasi
diri
F.
Permasalahan
Remaja
1.
Masalah
Pribadi
a.
Kurang
motivasi untuk mempelajari agama
b.
Kurang
memahami agama sebagai pedoman hidup
c.
Kurang
menyadari bahwa setiap perbuatan manusia diawasi tuhan
d.
Masih
merasa malas melaksanakan salat
2.
Masalah
Sosial
a.
Kurang
menyenangi kritikan orang lain
b.
Kurang
memahami tatakrama ( etika ) pergaulan
c.
Kurang
berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan social
d.
Merasa
malu berteman dengan lawan jenis
3.
Masalah
Belajar
a.
Kurang
memiliki kebiasaan belajar yang baik
b.
Kurang
memahami cara belajar yang efektif
c.
Kurang
memahami cara mengatasi kesulitan belajar
d.
Kurang
memahami cara membaca buku yang efektif
4.
Masalah
Karir
a.
Kurang
mengetahui cara memilih proram studi
b.
Kurang
mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang karir
c.
Masih
bingung memilih pekerjaan
d.
Merasa
cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus
G.
Permasalahan
Perkembangan Remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan
oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan
jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa
kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan
fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja
merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada
masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada
trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari
lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi
ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf
Syamsu ( 2004 ) Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Johnson
David W. ( 1970 ) The Social Psychologi of Education. New York: Holt Rinehart
& Wiston Inc.
Hurlock
Elizabeth ( 1950 ) Child Development. New York: Mc Graw Hill Book Company. Inc.
Pikunas
Lustin ( 1976 ) Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.
Sigelman
carol K. & Shaffer David R. ( 1995 ) Life Span Human Development. California:
Brooks/Cole Publishing Company.
Yusuf
Syamsu LN. ( 1998 ) Model Bimbingan dan Konseling dengan Pendekatan Ekologis.
Disertasi. Bandung: Pascasarjana IKIP Bandung.
Hartinah
Siti. ( 2008 ) Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama
Titanium Mountain Bike - The world's biggest bicycle simulator
BalasHapusJoin our official virtual reality mountain bike to create titanium build for kodi your own virtual worlds, 2018 ford fusion hybrid titanium where you how much is titanium worth can learn citizen eco drive titanium watch your tricks.Virtual Ride · Virtual Worlds · Virtual Races titanium white octane blueprint