Rabu, 12 Desember 2012

PERKEMBANGAN REMAJA




A.           Pengertian Remaja Menurut Para Ahli
                1.                Menurut Stanley Hall ( Bapak Psikologi Remaja ) Masa remaja adalah masa kelahiran baru yang ditandai dengan gejala yang menonjol, yaitu: perubahan pada seluruh kepribadian dengan cepat, perubahan pada segi biologis, mulai berfungsinya kelenjar kelamin dan sikap sosial yang eksplosif dan bergelora.

                2.                Menurut Darajat Zakiyah Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan: 8).
                3.                Menurut Hurlock (1999) Dalam bukunya menuliskan bahwa istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
                4.                Menurut Jersild (dalam Hidayat, 1977) Dalam bukunya The Psychology of Adolescence menyatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana pribadi manusia berubah dari kanak-kanak menuju ke arah pribadi orang dewasa.
                5.                Menurut Stone (dalam Hidayat, 1977) Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya badai dan tekanan, yang dimulai adanya perubahan-perubahan biologis.
                6.                Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999) Masa remaja sebagai usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

B.            Masa Perkembangan Remaja
                1.                Periode Masa Puber usia 12-18 tahun.

a.              Masa Pra Pubertas ( 12 – 13 tahun ): peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya:
1)             Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
2)             Anak mulai bersikap kritis. Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik ( karena merasa tahu segalanya ), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara. Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu melaksanakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, Ya ampun itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya? Bodoh sekali kamu! dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar yang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.

b.             Masa Pubertas ( 14-16 tahun ) : masa remaja awal.
Cirinya:
1)             Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
2)             Memperhatikan penampilan.
3)             Sikapnya tidak menentu atau plin-plan.
4)             Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sulit diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut, kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
c.              Masa Akhir Pubertas ( 17-18 tahun ) : peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
1)             Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
2)             Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

1.             Periode Remaja Adolesen ( 19-21 tahun ) : Merupakan masa akhir remaja.
Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a)             Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
b)             Mulai menyadari akan realitas
c)             Sikapnya mulai jelas tentang hidup
d)            Mulai nampak bakat dan minatnya
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
C.            Ciri – ciri Masa Remaja

Menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut :
1)             Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang cepat dan penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
2)             Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari anak-anak menuju dewasa.
3)             Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal yaitu perubahan emosi, tubuh, minat dan pola perilaku, dan perubahan nilai.
4)             Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.
5)             Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya.
6)             Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi.
7)             Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, karena arena remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
8)             Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.

D.           Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
1.             Keluarga
a.              Fungsi keluarga Menurut Samsyu Yusuf ( 2004 : 42 ), Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor internal dan eksternal, maka setiap keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga yang semakin kokoh dalam menerapkan fungsinya, tetapi ada keluarga yang mengalami keretakan. Keluarga yang fungsional ( normal ) yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsinya sebagaimana yang sudah dijelaskan. Disamping itu, keluarga yan fungsional ditandai oleh karakteristik, yaitu :
1)            Saling memperhatikan dan mencintai.
2)            Bersikap terbuka dan jujur.
3)            Orangtua mau mendengarkan anak, menerima perasaannya, dan menghargai pendapatnya.
4)            Ada sharing masalah atau pendapat diantara anggota keluarga.
5)            Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya.
6)            Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi.
7)            Orangtua melindungi anak.

b.             Pola Hubungan Orangtua dengan Anak
Menurut Samsyu Yusuf ( 2004 : 50 ), meneliti hubungan antara karakteristik emosional dan pola perlakuan keluarga dengan elemen – elemen struktur kepribadian remaja, yaitu : Remaja memiliki ego strength ( kematangan emosional dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan harapan – harapan masyarakat )
1)             Remaja memiliki  superego  ( berperilaku efektif yang dibimbing oleh kata hatinya ).
2)             Remaja yang friendliness dan spontanetty  berhubungan erat dengan iklim keluarga yang demokratis.
3)             Remaja yang bersikap bermusuhan dan memiliki perasaan gelisah atau cemas, berkaitan dengan keluarga yang otoriter.

c.              Kelas Sosial dan Status Ekonomi
Menurut Pikunas ( 1976 : 72 ), mengemukakan kaitan antara kelas social dengan cara orangtua dalam mengatur anak, yaitu :
1)             Kelas Bawah ( lower class ): cenderung lebih keras dalam  toilet training dan lebih sering menggunakan hukuman fisik, dibandingkan dengan kelas menengah.
2)             Kelas Menengah ( middle class ): cenderung lebih memberikan pengawasan, dan perhatiannya sebagai orangtua.
3)             Kelas Atas ( upper class ): cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan – kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan yang reputasinya tinggi, dan biasanya senang mengembangkan apresiasi estetikanya.

2.             Lingkungan Sekolah
Menurut Harlock ( 1986 : 322 ), bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anakbaik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berpikir. Beberapa alasannya adalah :
a.              Para siswa harus hadir di sekolah.
b.             Sekolah memberikan pengaruh pada anak usia dini, seiring perkembanagannya.
c.               Anak – anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
d.             Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa yang meraih sukses
e.              Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya, dan kemampuannya secara realistik.

3.             Kelompok Teman Sebaya
Aspek kepribadiaan remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya, adalah :
a.       Social Cognition : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan ini berpengaruh kuat terhadap minatnya untuk bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya ( Sigelman & Shaffer, 1995 ).
b.      Konformitas : motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai – nilai, kebiasaan, kegemaran ( hobi ), atau budaya teman sebayanya. Konformitas kepada norma kelompok terjadi, apabila :
1)             Norma tersebut secara jelas dinyatakan.
2)             Individu berada di bawah pengawasan kelompok.
3)              Kelompok memiliki fungsi yang kuat.
4)             Kelompok memiliki sifat kohesif yang tinggi.
5)             Kecil sekali dukungan terhadap penyimpangan dari norma.

E.            Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Syamsu Yusuf ( 2004 : 72 ), tugas perkembangan remaja, yaitu :
1.             Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2.             Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figure yang mempunyai otoritas.
3.             Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual atau kelompok.
4.             Menemukan manusia model yang disajikan identitasnya.
5.             Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
6.             Memperkuat self – control ( kemampuan mengendalikan diri ) atas dasar skala nilai, prisip – prinsip atau falsafah hidup ( Weltanschauung ).
Dalam pembahasan tugas perkembangan remaja, Pikunas ( 1976 ), mengklasifikasikan ke dalam sembilan kategori, yaitu :
1)             Kematangan emosional
2)             Pemantapan minat – minat hetero seksual
3)             Kematangan sosial
4)             Emansipasi dari kontrol keluarga
5)             Kematangan intelektual
6)             Memilih pekerjaan
7)             Menggunakan waktu senggang secara tepat
8)             Memiliki filsafat hidup
9)             Identifikasi diri

F.             Permasalahan Remaja
1.             Masalah Pribadi
a.             Kurang motivasi untuk mempelajari agama
b.             Kurang memahami agama sebagai pedoman hidup
c.             Kurang menyadari bahwa setiap perbuatan manusia diawasi tuhan
d.            Masih merasa malas melaksanakan salat

                2.                Masalah Sosial
a.             Kurang menyenangi kritikan orang lain
b.             Kurang memahami tatakrama ( etika ) pergaulan
c.             Kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan social
d.            Merasa malu berteman dengan lawan jenis

                3.                Masalah Belajar
a.             Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik
b.             Kurang memahami cara belajar yang efektif
c.             Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
d.            Kurang memahami cara membaca buku yang efektif

                4.                Masalah Karir
a.             Kurang mengetahui cara memilih proram studi
b.             Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang karir
c.             Masih bingung memilih pekerjaan
d.            Merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus

G.           Permasalahan Perkembangan Remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.



DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Syamsu ( 2004 ) Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT.   Remaja Rosdakarya
Johnson David W. ( 1970 ) The Social Psychologi of Education. New York: Holt Rinehart & Wiston Inc.
Hurlock Elizabeth ( 1950 ) Child Development. New York: Mc Graw Hill Book Company. Inc.
Pikunas Lustin ( 1976 ) Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.
Sigelman carol K. & Shaffer David R. ( 1995 ) Life Span Human Development. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Yusuf Syamsu LN. ( 1998 ) Model Bimbingan dan Konseling dengan Pendekatan Ekologis. Disertasi. Bandung: Pascasarjana IKIP Bandung.
Hartinah Siti. ( 2008 ) Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama
 

1 komentar:

  1. Titanium Mountain Bike - The world's biggest bicycle simulator
    Join our official virtual reality mountain bike to create titanium build for kodi your own virtual worlds, 2018 ford fusion hybrid titanium where you how much is titanium worth can learn citizen eco drive titanium watch your tricks.‎Virtual Ride · ‎Virtual Worlds · ‎Virtual Races titanium white octane blueprint

    BalasHapus