TEORI PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD :
TAHAPAN PSIKOSEKSUAL
Sigmund Freud percaya bahwa orang
dilahirkan dengan dorongan biologis yang harus diarahkan kembali agar dapat
hidup dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa karakteristik dibentuk pada masa
kanak-kanak, ketika anak-anak berhadapan dengan konflik bawah sadar antara
dorongan bawaan dan tuntutan hidup budaya.
Freud membagi perkembangan
kepribadian menjadi 3 tahapan yakni tahap infatil (0 - 5 tahun), tahap laten (5
- 12 than) dan tahap genital (> 12 tahun). Tahap infatil yang faling
menentukan dalam membentuk kepribadin, terbagi menjadi 3 fase, yakni fase oral,
fase anal, dan fase falis. Perkembangan kepribadian ditentukan oleh
perkembangan insting seks, yang terkait dengan perkembangan bilogis, sehingga
tahp ini disebut juga tahap seksual infatil. Perkembangan insting seks berarti
perubahan kateksis seks dan perkembangan bilogis menyiapkan bagian tubuh untuk
dipilh menjadi pusat kepuasan seksul (arogenus) zone). Pemberian nama fase-fase
perkembangan infatil sesuai dengan bagian tubuh – daerah erogen – yang menjadi
kateksis seksual pada fase itu. Pada tahap laten, impuls seksual mengalami
represi, perhatian anak banyak tercurah kepada pengembangan kognitif dan
keterampilan. Aru sesudah itu, secara bilogis terjadi perkembangan puberts yang
membangunkan impuls seksual dari represinya untuk berkembang mencapai
kemasakan. Pada umumnya kemasakan kepribadian dapat dicapi pada usia 20 tahun.
Tahapan ini berlangsung dari lahir
sampai18 bulan pertama kehidupan. Mulut merupakan sumber kenikmatan utama. Dua
macam aktivitas oral di sini, yaitu menggigit dan menelan makanan, merupakan
prototype bagi banyak ciri karakter yang berkembang di kemudian hari.
Kenikmatan yang diperoleh dari inkorporasi oral dapat dipindahkan ke
bentuk-bentuk inkorporasi lain, seperti kenikmatan setelah memperoleh
pengetahuan dan harta.
Contoh: Bayi yang meminum ASI, ia akan menghisap puting ibu.
- Tahap Anal
Tahapan ini berlangsung antara usia
1 dan 3 tahun. Kenikmatan akan dialami anak dalam fungsi pembuangan, misalnya
menahan dan bermain-main dengan feces, atau juga senang bermain-main dengan
lumpur dan kesenangan melukis dengan jari.
Contoh: Anak sudah bisa mengatur kapan ia ingin buang air.
- Tahap Phallic
Tahapan ini berlangsung antara usia
3 dan 6 tahun. Tahap ini sesuai dengan nama genital laki-laki (phalus),
sehingga meupakan daerah kenikmatan seksual laki-laki. Sebaliknya pada anak
wanita merasakan kekurangan akan penis karena hanya mempunyai klitoris,
sehingga terjadi penyimpangan jalan antara anak wanita dan laki-laki. Lebih
lanjut, pada tahap ini anak akan mengalami Oedipus complex, yaitu keinginan
yang mendalam untuk menggantikan orang tua yang sama jenis kelamin dengannya
dan menikmati afeksi dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dnegannya.
Misalnya anak laki-laki akan mengalami konflik oedipus, ia mempunyai keinginan
untuk bermain-main dengan penisnya. Dengan penis tersebut ia juga ingin
merasakan kenikmatan pada ibunya.
Contoh:
- kateksis obyek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya; sebaliknya anak perempuan ingin memilki ayahnya dan menyingkirkan ibunya yang disebut odipus kompleks.
- Tahap Latency
Tahapan ini berlangsung antara
kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas. Merupakan tahap yang paling baik
dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas
seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten.
- Tahap Genital
Tahapan ini berlangsung antara
kira-kira dari masa pubertas dan seterusnya. Bersamaan dengan pertumbuhannya,
alat-alat genital menjadi sumber kenikmatan dalam tahap ini, sedangkan
kecenderungan-kecenderungan lain akan ditekan.
TEORI
PERKEMBANGAN ERIKSON :
TAHAPAN
PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan Erik Erickson ini
merupakan pengembeangan lanjut teori perkembangan Freud, karena tidak terbatas
sampai masa genital saja dan Erikson adalah murid Freud. Perkembangan Psikososial
menurut Erikson didasarkan atas prinsip Epigenetik yakni bahwa perkembangan
manusia itu terbagi atas beberapa tahap dan setiap tahap mempuyai masa optimal
atau masa kritis yang harus dikembangkan dan diselesaikan.
Perkembangan ini dibagi dalam beberapa tahap, sebagai
berikut :
- Basic Trust vs Basic Mistrust (Kepercayaan vs Ketidak percayaan).
Periode perkembangan terjadi pada masa bayi (lahir hingga
12-18 bulan).Bayi mengembangkan perasaan nyaman pada suatu tempat yang baik dan
aman. Perasaan nyaman secara fisik dan sejumlah harapan yang akan terjadi
keesokan harinya atau dikemudian hari. Pada masa tahapan ini peranan orang tua
sangat di butuhkan untuk cepat tanggap dan peka terhadap setiap kejadian yang
di alami si bayi. Jika si bayi sudah merasa nyaman dan aman akan memiliki rasa
percaya kepada dunia luar maupun diri sendiri.
Contoh:
- Anak akan menangis saat tau dirinya tidak ada di pelukan ibunya karena ia merasa asing dengan orang yang menggendongnya.
- Anak yang sadar bahwa ibunya tidak ada disampingnya saat ia bangun tidur ia akan menangis tetapi saat ibunya menggendongnya ia akan kembali tenang, karena ia sudah merasa terbiasa dengan pelukan ibunya.
- Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu).
Periode perkembangan terjadi pada masa bermain (12-18 bulan
hingga 3 tahun).Pada tahap ini menentukan tumbuhnya kemauan baik dan kemauan
keras, anak mempelajari apa yang diharapkan, apa kewajiban dan haknya disertai
batasan-batsannya yang dikenakan pada dirinya. Sebaiknya para orang tua mampu
membantu dan memberi dorongan kepada anak sesuai dengan kemampuan dan keinginan
tanpa paksaan yang membuatnya tertekan.
Jika orang tua terlalu membatasi, terlalu keras memberikan
hukuman atau pun terlalu melindungi anak secara berlebihan akan menimbulkan
rasa malu dihadapan orang lain, seakan-akan anak tidak dapat melakukan sesuatu
dengan baik dan perilaku tersebut dapat menimbulkan pribadi pemalu dan
ragu-ragu yang besifat menetap. Pada periode ini sebaiknya orang tua harus
sering berbicara dengan anak, mananyakan pendapat anak, selalu menciptakan
suasana yang menyenangkan atau memberikan nilai-nilai moral secara tidak
langsung, berikan pujian jika anak melakukan sesuatu yang bersifat positif
sehingga anak dapat mengembangkan dirinya dan percaya diri, dan kurangi berkata
yang kurang menyenangkan.
Contoh:
- Anak menggambar pemandangan, ibu memuji anak “gambar adik bagus ya? Mau jadi pelukis ya? Hebat” dengan kata-kata tersebut dapat memotivasi anak terus berkarya.
- Anak yang senang memukul-mukul kaleng seakan- akan kaleng itu adalah drum yang ia lihat ditelevisi dan ia ingin menirunya tetapi dimarahi oleh orang tuanya. Ia akan merasa tidak mampu dan tidak berani untuk mencobanya.
- Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah).
Periode perkembangan pada masa awal anak-anak (tahun pertama
pra-sekolah 3-6 tahun). Tahap ini menumbuhkan inisiatif anak pada masa awal
anak masuk sekolah atau taman kanak-kanak(play group), suatu masa untuk
mengembangkan perilaku yang bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan dan
tanggung jawab. Anak akan lebih kreatif dan secara fisik akan lebih seimbang
maupun kejiwaannya. Ditambah lagi jika orang tua mampu memberikan dorongan dan
mengasah kemampuan dalam berkreativitas atau membantu anak untuk melaksanakan
tugasnya, dan jika orang tua tidak memberikan dorongan atau tidak membantu anak
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya ataupun orang tua terlalu keras mendidik
dengan banyak hukuman saat anak sedang berusaha menunjukkan dirinya bahwa ia
bisa atau pun ia ingin, maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang selalu takut
salah dan tidak ingin mencoba sesuatu yang baru.
Contoh:
- Saat anak melihat pensil warna tergeletak ia akan mengambilnya dan mencoret-coret tembok. Orang tua yang melihatnya langsung memberikan buku gambar agar ia tidak mencoret-coret tembok dan agar anak terbiasa menggambar di buku gambar.
- Anak senang menuru gaya penyanyi diatas panggung, dan anak senang menirunya denngan naik keatas meja. Tetapi anak tidak sadar telah mengganggu ibunya beristirahat, dan ibunnya memarahinya karena mengganggunya dengan suaranya yang dianggap ibunya kebisingan, tanpa penjelasan ibunya memarahinya. Anak akan diam dan tidak ingin mencobanya lagi dikarenakan ibunya menganggap bernyanyi adalah hal yang mengganggu ibunya.
- Industry vs Inferiority (Tekun vs Rasa Rendah Diri).Periode perkembangan pada masa pertengahan dan akhir anak-anak (tahun- tahun sekolah, 6 tahun–pubertas). Pada masa ini berkembang kemampuan berfikir deduktif, disiplin diri dan kemampuan berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan meningkat. Ia mengembangkan suatu sikap rajin dan mempelajari sebab akibat dari apa yang mereka lakukan. Lebih memperhatikan apa yang trejadi disekitarnya, anak-anak berimajinasi memperoleh kemampuan 1 langkah berpikir mengkoordinasi pemikiran & idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri. Yang sangat dikhawatirkan pada tahap ini adalah jika anak tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak dapat mengembangkan dirinya anak tidak akan merasa kemampuan lebih yang dapat ia lakukan dan merasa tidak yakin atas apa yang kerjakan.
Contoh:
- Anak akan mencoba sesuatu yang ia inginkan, seperti berorganisasi dan selalu menyumbangkan ide-idenya untuk memajukan organisasi yang ia jalani.
- Anak yang selalu berdiam diri dan tidak ingin membaur dengan lingkunan baru ia tidak dapat mengembangkan dirinya seperti anak yang lain. Ia merasa dirinya tidak seperti anak-anak yang sering berkumpul atau pun berorganisasi padahal ia berhal melakukannya.
- Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran)
Periode perkembangan pada masa
remaja 12 -20 tahun. Pada tahap ini remaja atau individu dapat mengenal lebih
dalam tentang dirinya, sifat-sifat mereka, keinginan atau cita-cita, tujuan
mereka hidup, dan lain-lain yang bersifat mengenal pribadi masing-masing. Masa
ini mengembangkan perasaan identitas ego yang mantap pada kutup positif dan
identitas ego yang kacau pada kutub negatif. Erickson menegaskan bahwa ada tiga
unsur yang merupakan persyaratan didalam pembentukan identitas ego, yaitu :
- Individu yang bersangkutan harus menerima atau menggangap dirinya itu sama didalam berbagai situasi pengalaman dengan teman sebayanya.
- Orang – orang disekitarnya, dalam satu lingkungan sosial harus memiliki persepsi yang sama terhadap diri individu tersebut.
- Persepsi diri individu yang bersangkutan harus memdapat uji validitas dalam pengalaman hubungan antara manusia. Jadi, identitas ego positif akan menggambarkan kemampuan pemuda – pemudi yang memahami dan menyakini tuntutan norma – norma sosial, sehingga tumbuh rasa kesetiaan.
- Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Pengasingan)
Periode perkembangan pada masa awal
dewasa (20-24 tahun). Menurut Erickson, masa ini menumbuhkan kemampuan dan
kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut merugi
atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut Intimasi. Ketidak
mampuan untuk masuk kedalam hubungan yang menyenangkan serta akrab dapat
menimbulkan hubungan sosial yang hampa dan terisolasi atau tertutup ( menutup diri
).
Contoh:
- Orang yang senang mengikuti organisasi kebanyakan dari mereka lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan mudah, karena ia sudah terbiasa berkomunikasi ataupun berhadapan dengan orang banyak yang menjadikan ia terbiasa berbaur dengan sesuatu hal yang baru.
- Orang yang pendiam bukan berarti tidak dapat berorganisasi tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa mencairkan suasana dalam suatu suasana, mereka takut di anggap sok kenal atau jika ingin membaur terkadang tidak tau bagaimana cara yang tepat.
- Generativity vs Stagnation (Perluasan vs Stagnasi).
Periode perkembangan pada masa
pertengahan dewasa (sekitar 25 -50an). Masa dewasa tengah, berlangsung pada
usia 25-45 tahun. Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukkan
perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk-produk, ide-ide,
dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan generasi-generasi
mendatang adalah merupakan hal yang positif. Sebaliknya, apabila generativitas
lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan mengalami
pemiskinan serta stagnasi, jika pada usia ini kehidupan individu didominasi
oleh pemuasan dan kesenangan diri sendiri saja. Individu negatif tidak
menunjukkan fungsi-fungsi produktif, baik sebagai perseorangan maupun sebagai
anggota masyarakat.
Contoh:
- Seorang yang berprofesi sebagai perancang busana ia harus menambahkan atau memberikan koreksi-koreksi dari desain pakaiannya agar telihat lebih idah jika digunakan oleh pemesannya.
- Dalam acara 17 Agustus di RT-nya ia tidak ikut meramaikan acara yang diadakan 1 tahun sekali di lingkungan rumahnya, padahal jika ia mau ia bisa ikut meramaikannya.
- Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan).
Periode perkembangan pada masa akhir
dewasa (60 tahunan). Masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan
dalam kehidupan kita, harapan positif. Kehidupan baik akan merasa puas atau
yang disebut integritas. Masa lalu negatif akan timbul rasa keputusasaan.
Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang
setelah memelihara benda -benda dan orang- orang, produk-produk dan ide-ide,
dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan- keberhasilan dan
kegagalan-kegagalan dalam hidup. Sedangkan keputusasaan tertentu menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial
dan historis.
Contoh:
- Seorang HRD yang bekerja disuatu perusahaan tidak akan merasakarirnya atau pekerjaannya akan tamat saat ia pensiun, karena selama ia bekerja ia sudah mempersiapkan dirinya dengan membangun toko kecil-kecilan untuk usahanya jika ia sudah tidak bekerja.
- Seorang karyawan suwasta merasa was-was karena ia belum memiliki tunjangan hari tua.
Referensi:
- Dennis Adrian.PsikoMedia.com ® Media Artikel PsikoMedia. 3 September 2009.
- Tahapan Perkembangan Menurut Freud .http://74.125.153.132/.multiply.multiplycontent.com/. 30 September 2009
- Wiratih Rahayu. Artikel Psikologi Perkembangan(Teori Erikson). www.bintangbangsaku.com. 31 Mei 2008.
- Ihsanto Rachat Septian.Teori Psikososial Tentang Perkembangan (Erik Erickson ). www.wartawarga.gunadarma.ac.id. 12 September 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar